Minggu, 14 Februari 2016

Bahasa Indonesia

bab 1 Teks Eksemplum

Teks Eksemplum merupakan teks cerita yang mengisahkan tokoh atau pelaku dari ceritanya. Kisahnya biasa diawali dengan pengenalan tokoh, kemudian dilanjutkan dengan peristiwa yang dialami tokoh, lalu ditutup dengan interpretasi yang muncul dari dalam diri tokoh. Sebagai karya sastra, teks eksemplum termasuk teks yang berisi sebuah pengalaman hidup manusia.


Ciri-ciri Teks Eksemplum 
  • Berisi peristiwa yang tidak diinginkan terjadi.
  • Menunjukkan urutan peristiwa yang jelas.
  • Menggunakan bahasa naratif.
  • Mempunyai struktur lengkap yaitu orientasi, insiden, dan interpretasi.


Struktur Teks Eksemplum
  • Orientasi
Orientasi merupakan bagian awal teks eksemplum. Biasanya bagian ini berisi tentang pengenalan tokoh.
Contoh: "Dia merupakan salah satu teman saya saat kecil, dia sangat suka menabung."

  • Insiden
Insiden merupakan bagian kedua dari teks eksemplum. Bagian ini merupakan peristiwa yang berisi persoalan yang dihadapi oleh si tokoh.
Contoh: "Jonni kehabisan uang jajan karena terlalu sering bermain Play Station di warung Pak Jaka."

  • Interpretasi
Jika Insiden merupakan masalah/persoalan yang dihadapi oleh pemain, sedangkan Interpretasi merupakan pesan moral, evaluasi, san akibat masalah yang dilakukan oleh si pemain.
Contoh: "Sebagai ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa, manusia tidak boleh sombong dan angkuh terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa." 


Unsur kebahasaan teks eksemplum

A. Penggunaan kata keterangan tempat, waktu, tujuan, dan cara
Contoh :  
1. Di Desa Bunga Tanjung ada seorang perempuan tua yang mempunyai huma.
2. Pada suatu malam, Putri Tangguk dan suaminya sedang berbincang - bincang tentang masa depan keluarganya.
3. Keesokan harinya, pagi yang masih dingin tidak menghalangi niat Putri Tangguk dan suaminya 
pergi ke sawah untuk menuai padi.
4. Putri Tangguk jatuh miskin akibat kesonmbongannya dengan membuang-mebuang padi semaunya di jalan yang dilaluinya.
Berdasarkan kedua contoh itu, penggunaan kata keterangan  tempat dan waktu ditandai oleh dua prepoisi atau kata depan yang berbeda. kata keterangan tempat ditandai oleh  penggunaan preposisi / kata depan di sebelum kata tersebut. sementara itu sedangkan kata keterangan waktu ditandai dengan kata depan

B. Penggunaan kata hubung intrakalimat dan antarkalimatContoh :
1. Humanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk penangkap ikan,tetapi hasilnya melimpah ruah.

2. Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan berhuma lagi karena ketujuh lumbung padi sudah penuh.
3. Ketika tutup periuk dibuka, Putri Tangguk terkejut  karena tidak ada nasi didalamnya. Kemudian, ia berjalan menuju lumbung yang digunakan untuk menyimpan beras dan padi.
Kata hubung tetapi pada kalimat 1 dan karena pada kalimat 2 menghubungkan frasa atau kata sebelum dan sesudah kata tersebut. Kata hubung tetapi berperan untuk pengikat makna frasa atau kata yang berlawanan yaitu antara tidak begitu luas dan melimpah ruah , sedangkan kata hubung karena berperan untuk mengikat makna sebab akibat, yaitu frasa tidak berhuma dan lumbung padi telah penuh.Kata penghubung tetapi dan karena pada contoh di atas berfungsi sebagai penghubung kata atau frasadalam satu kalimat. Oleh karena itu, kata hubung tersebut dikategorikan ke dalam kata hubung intrakalimat. Sementara itu,kata hubung kemudian yang terletak di awal kalimat berperen untuk mengikat makna hubungan kelanjutan antara kalimat sebelum dan sesudah kata itu, yaitu antara kalimat Ketika tutup periuk dibuka,Putri Tangguk terkejut karena tidak ada nasi di dalamnya dan kalimat Ia berjalan menuju lumbung yang digunakan untuk menyimpan beras, Kata hubung kemudian,berfungsi sebagai penghubung antara satu kalimat dan kalimat lain . Oleh karena itu , kata hubung tersebut dikategorikan ke dalam kata hubung antarkalimat.

C. Kalimat Majemuk Setara dan Kalimat Majemuk Bertingkat
Contoh :
1. Kita telah bekerja terus- menerus dan tidak henti-henti menuai padi.
2. Humanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk penangkap ikan, tetapi hasilnya melimpah ruah.
3. Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan berhuma lagi karena lumbung padi telah penuh.
4. Jalan menuju huma yang mereka tuju sangat licin sehingga Putri Tanguk beserta suami dan anak-anaknya sering tergelincir.
Kalimat 1 sebenarnya terdiri dari 2 kalimat, yaitu Kita telah bekerja terus-menerusdan Kita tidak henti-hentinya menuai padi. Keduanya dihubungkan oleh kata hubung dan yang menunjukkan kesetaraan. Kalimat 2 juga terdiri atas 2 kalimat yaituHumanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk , dan Hasilnya melimpah.Keduanya dihubungkan oleh kata hubung tetapi yang memperlihatkan kesetaraan berlawanan. Karena kalimat yang dihubungkan dalam kalimat 1 dan 2 setara,kedua kalimat tersebut disebut kalimat majemuk setara. Sementara itu,kalimat 3 terdiri atas 2 kalimat yang tidak setara , yaitu Itu keinginan Dinda dan Kanda tidak akan berhuma lagi karena lumbung padi sudah penuh. Kedua kalimat tersebut dihubungkan oleh kata hubung kalau yang memperlihatkan syarat terlaksananya peristiwa yang disebut dalam kalimat utama. Hubungan kalimat tersebut disebut hubungan syarat. Kalimat 4 juga terdiri atas dua kalimat yang tidak setara, yaituJalan menuju huma yang mereka tuju sangat licin dan Putri Tangguk beserta suami dan anak-anaknya sering tergelincir. Kedua kalimat itu dihubungkan oleh kata hubung Sehingga yang menyatakan hasil atau akibat dari peristiwa yang dilaksanakan dalam kalimat utama.Karena kalimat yang dihubungkan dalam kalimat 3 dan 4 tidak setara, kedua kalimat itu disebut kalimat majemuk bertingkat. 
Unsur kebahasaan yang menonjol dalam teks eksemplum.

bab 2 Teks Tanggapan Kritis

Teks Tanggapan Kritis adalah teks yang berisi kritik tajam terhadap suatu hal yang mengenai kesalahan. Biasanya terjadi jika ada debat

Ciri-ciri Teks Tanggapan Kritis
Ciri teks tanggapan kritis ini berfungsi agar kita dapat lebih mudah untuk mengenali apakah teks yang kita baca merupakan teks tanggapan kritis atau bukan. Jika suatu teks memiliki semua ciri teks tanggapan kritis, maka dapat dikatakan bahwa teks tersebut adalah sebuah teks tanggapan kritis. Berikut ciri teks tanggapan kritis.
  • Teks ini memuat tanggapan terhadap fenomena yang terjadi di sekitar dengan disertai fakta dan alasan.
  • Mempunyai 3 Struktur teks yaitu : Evaluasi , Deskripsi Teks , dan Penegasan Ulang.
  • Mengandung kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan yang dimiliki teks tanggapan kritis.
Struktur Teks Tanggapan Kritits

  • Evaluasi, merupakan bagian pertama dalam Teks Tanggapan Kritis. Bagian Evaluasi berisi pernyataan umum tentang apa yang akan disampaikan penulis dalam teks. 
  • Deskripsi Teks, merupakan bagian kedua atau lebih jelasnya adalah bagian isi dalam Teks Tanggapan Kritis. Bagian Deskripsi Teks ini memuat informasi tentang data-data dan pendapat pendapat yang mendukung pernyataan atau melemahkan pernyataan. 
  • Penegasan Ulang, merupakan bagian ketiga teks atau lebih jelasnya adalah bagian terakhir teks yang berisi penegasan ulang terhadap apa yang telah dilakukan atau yang telah diputuskan.

    Kaidah Kebahasaan Teks Tanggapan Kritis
    • Kalimat kompleks, kalimat yang memiliki lebih dari dua struktur dan dua verba.
    • Konjungsi, kata penghubung yang menghubungkan setiap kata dan juga setiap struktur.
    • Kata Rujukan, sesuatu yang digunakan pemberi informasi (pembicara) untuk menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas. Dikenal juga dengan sebutan referensi.
    • Pilihan Kata, pemilihan kata yang sesuai dalam penggunaan dan pembuatan teks tanggapan kritis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar